Turun 4 Hari Beruntun, Emas Tembus Level Terendah dalam 6 Bulan
IDXChannel – Harga emas di pasar spot kembali turun pada Kamis (28/9/2023), melanjutkan penurunan sejak Senin lalu (25/9). Usai menembus ke bawah level USD1.900 per troy ons, harga logam kuning berada di level terendah dalam 6 bulan terakhir.
Pada Kamis, per 11.35 WIB, harga emas berada di posisi USD1.874,69 per troy ons atau melemah 0,03 persen secara harian. Kemarin, Rabu (27/9), harga emas anjlok 1,34 persen secara harian.
Alhasil, dalam sepekan harga emas sudah turun hingga 2,38 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)
Penurunan emas tertekan oleh penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah atau US Treasury akibat skenario suku bunga bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) yang lebih tinggi akan berlangsung lebih lama.
Indeks dolar (DXY) sendiri terus melanjutkan tren kenaikan sejak tengah Juli 2023. Kini, DXY berada di posisi 106,66, level tertinggi sejak November 2022. Padahal, sepekan lalu, DXY baru berada di level 105,38.
Emas sudah turun sekitar 3,8% di bulan September saja.
Menurut banyak ekonom dan analis, sebagaimana dikutip dari Kitco, Rabu (27/9), keyakinan saat ini adalah bahwa peran tradisional emas sebagai aset safe haven telah hilang.
Mengingat pasar saham AS berada di bawah tekanan besar seperti yang terlihat pada indeks S&P 500 yang ambles 5% bulan ini, emas tidak lagi mengisi kekosongan di saat ketidakpastian pasar.
Sebaliknya, investor yang mencari tempat aman di tengah gejolak saham AS telah beralih ke uang tunai alias cash dan obligasi AS yang menawarkan pendapatan tetap (fixed income) tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.
Pada Jumat (29/9), pemerintah AS akan merilis indeks PCE (Personal Consumption Expenditures) yang akan menjadi komponen penting ketika The Fed mengadakan pertemuan FOMC November. Ini akan menjadi salah sat data penting untuk investor, tak terkecuali pasar emas.
Selain itu, sampai Kongres meloloskan undang-undang (UU) untuk mendanai pemerintah, semua layanan kecuali layanan penting akan berhenti termasuk laporan dari berbagai lembaga pemerintah seperti Departemen Tenaga Kerja dan Biro Statistik Tenaga Kerja yang berarti The Fed tidak akan memiliki data terbaru untuk mendasarkan keputusan kebijakan moneternya. (ADF)
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.