Note

Sempat Jinak, Dolar AS Kembali Dekati Rp 16.000, Ada Apa?

· Views 50
Sempat Jinak, Dolar AS Kembali Dekati Rp 16.000, Ada Apa?
Foto: Chelsea Olivia Daffa
Jakarta

Rupiah kembali melemah dan tertekan dolar AS pada pembukaa

n perdagangan hari ini. Kondisi ini terjadi setelah sehari sebelumnya rupiah sempat menguat, bergerak menjauhi Rp 16.000.

Berdasarkan data RTI, Rabu (25/10/2023), nilai tukar dolar AS terhadap rupiah dibuka pada level Rp 15.856, dengan level tertingginya Rp 15.874 dan terendahnya di Rp 15.840. Penguatan terjadi sebesar 11%.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ekonom PT BCA (Persero) David Sumual menilai, pergerakan ini relatif flat, dalam artian rupiah hanya melemah tipis. Diduga hal ini disebabkan lantaran dolar Amerika Serikat (AS) bangkit setelah data data Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur AS lebih baik dari ekspektasi.

"Ada PMI AS yang lebih tinggi dari ekspektasi, di atas 50 sehingga secara terbatas pasar kembali bullish (mengalami tren naik) terhadap US$," kata David, saat dihubungi detikcom, Rabu (25/10/2023).

David menilai, saat ini pasar dalam tahap masih menunggu tanggapan dari Federal Open Market Committee (FOMC) alias dewan kebijakan Federal Reserve AS terhadap arah suku bunga. Walau demikian, menurutnya potensi penguatan dolar dalam beberapa waktu ke depan masih cukup tinggi.

"Tekanan kemungkinan terhadap semua mata uang negara emerging market (negara berkembang), termasuk Rupiah masih cukup tinggi karena kebijakan moneter The Fed masih relatif ketat dan masih ada kemungkinan kenaikan suku bunga lagi ke depan," jelasnya.

Sementara itu, Pengamat perbankan Paul Sutaryono mengatakan, beragam peristiwa bisa menyebabkan nilai tukar rupiah terdepresiasi alias makin melemah. Salah satunya ialah ketidakpastian ekonomi global, terutama menyangkut pengetatan kebijakan moneter global.

"Ditambah lagi disrupsi rantai pasokan (supply chain) sebagai akibat dari geopolitik seperti invasi Rusia ke Ukraina. Kini plus perang Israel vs Hamas. Belum lagi peristiwa dalam negeri menjelang pemilu yang mulai memanas," jelas Paul, dihubungi terpisah.

Menanggapi kondisi ini, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Edi Susianto mengatakan, pergerakan ini masih dalam kondisi terkendali. Ia menilai, sentimen global untuk hari ini terhadap pergerakan dolar AS terbilang tidak terlalu kuat.

"Sentimen global untuk hari ini sebetulnya tidak terlalu kuat, ada beberapa mata uang Asia yang mengalami penguatan terhadap US$. Kami menengarai ada peningkatan demand valas oleh korporasi-korporasi, termasuk salah satu BUMN. Semua masih dalam kondisi yang terkendali," jelasnya.

Sebagai tambahan informasi, nilai rupiah sendiri telah mengalami pelemahan cukup signifikan, dari nilainya di awal bulan yang berada di kisaran Rp 15.300, hingga menyentuh lebih dari 15.900 pada Senin kemarin.

(shc/kil)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.