New York (ANTARA) - Indeks-indeks utama Wall Street naik tajam pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) jelang pertemuan bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve dan juga investor mencermati pekan yang akan disibukkan dengan rilis data ekonomi dan laporan kinerja emiten.

Indeks Dow Jones Industrial Average meningkat 511,37 poin atau 1,58 persen ke 32.928,96, indeks S&P 500 naik 49,45 poin atau 1,2 persen ke 4.166,82, dan Indeks Komposit Nasdaq menguat 146,47 poin atau 1,16 persen ke 12.789,48.

Ketiga indeks saham utama AS yang ditutup naik lebih dari 1 persen kembali naik setelah aksi jual pada pekan sebelumnya. Saham-saham megacap yang sensitif terhadap suku bunga, yang dipimpin oleh Microsoft Corp, Amazon.com, dan Apple Inc, menjadi pendorong paling besar bagi indeks.

"Hari ini terjadi peningkatan laba. Pasar mengalami oversold, dan kenyataannya adalah laba cukup bagus, perekonomian AS terus berjalan dengan baik, dan kemungkinan juga akan terjadi pada kuartal keempat dan awal tahun depan," kata Wakil Presiden Senior Wealthspire Advisors Oliver Pursche di New York.

Musim laporan laba kuartal ketiga sudah separuh jalan di mana sebanyak 251 perusahaan di S&P 500 telah melaporkan kinerjanya. Dari jumlah tersebut, 78 persen telah mengalahkan perkiraan Wall Street, berdasarkan data LSEG.

Para analis saat ini memperkirakan secara agregat pertumbuhan laba tahunan S&P 500 pada kuartal ketiga sebesar 4,3 persen, meningkat dibandingkan 1,6 persen yang terlihat pada awal Oktober.

Menurut Pursche, investor telah menunjukkan “pesimisme yang lebih sedikit".

"Laporan kinerja pada kuartal pertama dan kedua lebih negatif dibandingkan kuartal ketiga. Ada kekhawatiran mengenai suku bunga, kebijakan Fed, dan resesi yang tidak pernah terjadi," ujar Pursche.

Pada minggu mendatang, Caterpillar Inc, Apple Inc, Pfizer Inc, dan Starbucks Corp, termasuk di antara perusahaan-perusahaan terkemuka yang akan melaporkan kinerjanya.

Pada Selasa, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) akan mengadakan pertemuan kebijakan moneter selama dua hari, yang diperkirakan akan mencapai puncaknya dengan keputusan Fed untuk membiarkan suku bunga berada pada 5,25 persen-5,5 persen.

Investor akan mencermati pernyataan dan sesi tanya jawab berikutnya dari Ketua Fed Jerome Powell untuk mencari petunjuk mengenai langkah bank sentral ke depan dalam menentukan suku bunga.

"The Fed ingin melihat dampak kumulatif dari kenaikan suku bunga terhadap perekonomian, namun mereka juga mengatakan bahwa mereka siap untuk melakukan over-shoot dengan sangat hati-hati, selama inflasi berada di atas 3 persen," kata Pursche.

Bank of England dan Bank of Japan juga akan mengumumkan keputusan suku bunga pada minggu ini, dan Bank of Japan akan mempertimbangkan penyesuaian lebih lanjut terhadap kerangka pengendalian kurva imbal hasil (YCC), berdasarkan laporan Nikkei.

Perselisihan geopolitik yang timbul dari konflik Israel-Hamas serta lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah AS telah membebani saham dalam beberapa pekan terakhir, menyeret indeks acuan S&P 500 turun sekitar 10 persen dari level tertinggi intraday pada Juli.

Kesebelas sektor utama S&P 500 mengakhiri sesi di zona hijau, dengan sektor jasa komunikasi mengalami persentase kenaikan terbesar, yaitu melonjak 2,1 persen.

McDonald's melaporkan hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan, didorong oleh permintaan akan makanan yang lebih terjangkau karena konsumen menghadapi tekanan inflasi yang sedang berlangsung. Saham McDonald's naik 1,7 persen.

Onsemi anjlok 21,8 persen setelah perusahaan pembuat chip tersebut memperkirakan pendapatan kuartal keempat yang lemah karena melambatnya permintaan kendaraan listrik.

Western Digital Corp melonjak 7,3 persen setelah perusahaan tersebut mengungkapkan rencana untuk memisahkan diri menjadi dua perusahaan publik independen.

Realty Income turun 5,7 persen setelah pengumuman bahwa mereka akan melakukan kesepakatan dengan Spirit Realty Capital dalam kesepakatan seluruh saham senilai 9,3 miliar dolar AS. Spirit Realty Capital naik 7,9 persen.

Volume perdagangan di bursa AS mencapai 10,16 miliar saham dibandingkan dengan rata-rata 10,67 miliar saham untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

Jumlah saham-saham yang naik melebih jumlah saham yang turun dengan rasio 2,15 : 1, sedangkan untuk Nasdaq rasionya 1,62 : 1.

S&P 500 mencatatkan tidak satu pun titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan 44 titik terendah baru, sementara Nasdaq mencatat 14 titik tertinggi baru dan 363 titik terendah baru.

Baca juga: IHSG diprediksi menguat terbatas jelang rilis inflasi dalam negeri
Baca juga: Emas naik tembus 2.000 dolar AS per ounce
Baca juga: Bank Dunia perkirakan perang Timur Tengah bisa lambungkan harga minyak

 

Penerjemah: Citro Atmoko
Editor: Biqwanto Situmorang
COPYRIGHT © ANTARA 2023