Note

Lebih Besar dari Nikel, Potensi Hilirisasi Rumput Laut RI Tembus Rp 182 T

· Views 43
Lebih Besar dari Nikel, Potensi Hilirisasi Rumput Laut RI Tembus Rp 182 T
Ilustrasi rumput laut - Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq
Jakarta

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Imvestasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap bahwa hilirisasi rumput laut memiliki potensi lebih besar dibanding nikel. Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) pun menghitung potensi nilai tambah hilirisasi rumput laut alias 'emas hijau' mencapai angka US$ 11,8 miliar atau Rp 182 triliun (kurs Rp 15.461).

"Sebagai negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia, Indonesia memiliki sekitar 791 jenis rumput laut, terdiri dari 201 rumput laut hijau, 138 rumput laut coklat, dan 452 rumput laut merah. Inilah yang membuat rumput laut menjadi "emas hijau" perairan nusantara karena memang potensinya luar biasa," ungkap Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Budi Sulistiyo kepada detikcom, Selasa (2/1/2024).

Budi kemudian menjelaskan, bahwa Indonesia saat ini adalah eksportir rumput laut mentah global terbesar di dunia setelah China. Pada 2022 produksi rumput laut nasional mencapai 9,2 juta ton, terdiri dari 61% jenis e.cottonii, 22% e.spinosum, 15% glacilaria, dan 2% jenis lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nilai perdagangan rumput laut global sendiri mencapai total US$ 3,7 miliar atau Rp 57 triliun. Kontribusi (share) Indonesia pun mencapai 16% dari total perdagangan rumput laut global yakni US$ 600 juta atau Rp 9 triliun.

"Kondisi ini juga memposisikan Indonesia pada peringkat kedua eksportir rumput laut dunia setelah China," jelasnya.

Namun selain produk rumput laut mentah berupa hydrocolloid (agar, alginat, karagenan), Indonesia bisa mendulang untung jika mengembangkan produk turunan rumput laut. Mengutip riset World Bank pada Global Seaweed: New and Emerging Markets Report 2023, Budi menyebut peluang pasar produk rumput laut global berupa biostimulan, pakan ternak, dan bahan aditif lainnya yang potensinya mencapai US$ 4,4 miliar atau Rp 68 triliun.

Selain itu, peluang pasar produk rumput laut lainnya berupa suplemen nutrisi (nutraceuticals) dan protein alternatif dengan potensi pasar diproyeksikan mencapai USD 6 miliar atau Rp 92 triliun. Adapun di bidang farmasi dan konstruksi (campuran bahan bangunan) diproyeksikan dapat mencapai USD 1.4 miliar atau Rp 21 triliun.

Alhasil jika dikalkulasi, total keseluruhan potensi hilirisasi rumput laut Indonesia pun mencapai angka US$ 11,8 miliar atau Rp 182 triliun.

"Hal ini menunjukkan bahwa rumput laut merupakan komoditas yang memiliki banyak manfaatnya yang dapat diolah dan digunakan untuk industri pangan dan non pangan dengan nilai yang ekonomi yang sangat tinggi," jelasnya.

Budi kemudian menjelaskan pihaknya sudah melakukan segelintir upaya untuk menghasilkan produk rumput laut yang berdaya saing. Salah satunya adalah modeling budidaya rumput laut yang terintegrasi dengan industri hilir.

Adapun berbagai upaya lainnya adalah pertama, perbaikan benih melalui pengembangan Laboratorium Kultur Jaringan, serta ekstensifikasi Kebun Starter dan Kebun Bibit. Kedua, peningkatan produksi dan produktivitas sesuai standar mutu melalui cara budidaya rumput laut yang baik;

Ketiga, penanganan pasca panen yang baik yang didukung dengan logistik dan cara distribusi yang baik dan efisien. Keempat, fasilitasi dalam rangka pengembangan industri hydrocolloid, formulasi dan non hydrocolloid, seperti biostimulan.

Kelima, pemberian insentif dan kemudahan perizinan berusaha. Dan terakhir, peningkatan market share Indonesia di pasar global untuk produk olahan bernilai tambah, seperti karaginan dan lain sebagainya, melalui fasilitasi business matching, keikutsertaan dalam pameran skala internasional, branding produk, promosi dalam berbagai media, kegiatan promosi lainnya, serta fasilitasi pembukaan akses pasar dan penanganan hambatan ekspor.

Lebih Potensial Dari Nikel

Dalam agenda Evaluasi Kinerja 2023 Menuju Indonesia Emas, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan hilirisasi rumput laut akan menjadi proyek utama pemerintah dalam lima sampai sepuluh tahun mendatang. Ia mengatakan potensi hilirisasi rumput laut lebih besar dari nikel.

"Jadi rumput laut ini menurut saya menjadi satu proyek yang ke depan dalam 5-10 tahun ke depan itu akan sama pengaruhnya atau lebih besar daripada tambang nikel, dan itu bisa," ucapnya di YouTube Kemenkomarves pada Jumat (22/12/2023).

Luhut kemudian melihat, bahwa hilirisasi rumput laut bisa mengalahkan sektor pertambangan yang saat ini nilai ekspornya mencapai US$ 34 miliar atau Rp 525 triliun. Jika dimanfaatkan secara optimal, Luhut menjelaskan rumput laut tidak hanya memberi nilai tambah ekonomi dan menyejahterakan masyarakat, tetapi juga mengurangi ketergantungan Indonesia pada sektor pertambangan.

"Dan itu bisa karena pengalaman kita dalam menangani nikel dalam 7 tahun kita dalam posisi ekspor cuma 1,5 miliar dolar AS, sekarang kita sudah ekspor sampai pada 34 miliar dolar AS," imbuh Luhut.

(kil/kil)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.