Harga Minyak Terjun 6 Persen Sepekan, Prediksi Bullish Semakin Pudar?
IDXChannel - Minyak mentah berjangka (futures) West Texas Intermediate (WTI) dan Brent ditutup anjlok 1,22 persen dan 1,02 persen pada perdagangan Jumat (3/5/2024), seiring data terbaru ekonomi Amerika Serikat (AS) dan memudarnya risiko konflik Timur Tengah.
Minyak mentah berjangka WTI menjadi sekitar USD77,9 per barel dan minyak Brent di level USD82,8 per barel.
Dalam sepekan, harga minyak mentah berjangka WTI dan Brent masing-masing anjlok 6,84 persen dan 6,11 persen.
Pada Rabu (1/5/2024), minyak mentah berjangka WTI ditutup anjlok 3,58 persen dan minyak mentah Brent anjlok 5,03 persen.
Minyak mentah berjangka WTI dan Brent terus turun terbebani reaksi investor terhadap data pekerjaan AS yang lebih lemah dari perkiraan dan menurunnya kenaikan upah tahunan.
Selain itu, pasar juga bereaksi meningkatkan spekulasi bahwa The Federal Reserve (The Fed) dapat menerapkan kebijakan penurunan suku bunga pertamanya tahun ini pada September.
Kekhawatiran meningkat terhadap tingginya suku bunga yang berkepanjangan yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi di AS, setelah The Fed mempertahankan suku bunga stabil pada awal pekan ini. Pasar juga menyoroti tingginya angka inflasi AS yang dapat menunda penurunan suku bunga.
Suku bunga yang lebih tinggi biasanya membebani perekonomian dan dapat mengurangi permintaan minyak.
Selain itu, premi risiko geopolitik terkait konflik Israel-Hamas telah berkurang karena kedua belah pihak mempertimbangkan gencatan senjata sementara dan melakukan pembicaraan dengan mediator internasional.
Sebelumnya, pasar minyak diprediksi akan terus mengetat pada kuartal kedua dan ketiga di tengah meningkatnya risiko pasokan termasuk perpanjangan pengurangan pasokan sukarela dari OPEC+ hingga kuartal kedua tahun 2024.
ING Global telah menaikkan perkiraan harga minyak dari USD80 per barel menjadi USD87 per barel untuk kuartal kedua dan dari USD82 per barel menjadi USD88 per barel untuk kuartal ketiga.
Meskipun proyeksi kenaikan harga moderat terjadi pada 2024, laporan terbaru Bank Dunia mengenai pasar minyak mentah global memperingatkan adanya risiko kenaikan signifikan yang dapat membuat harga melonjak.
Meningkatnya ketegangan geopolitik, khususnya di Timur Tengah, dan potensi gangguan terhadap produksi minyak di Amerika Utara diidentifikasi sebagai faktor-faktor utama yang dapat mengganggu pasar dan menyebabkan kenaikan harga lebih tajam dari yang diperkirakan sebelumnya.
(SLF)
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.