Note

Terkuak Penyebab Bata Tutup Pabrik hingga Nasib Karyawan Terdampak

· Views 13
Terkuak Penyebab Bata Tutup Pabrik hingga Nasib Karyawan Terdampak
Foto: Hasan Alhabshy
Jakarta

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkap alasan PT Sepatu Bata Tbk menutup pabrik di Purwakarta. Perusahaan pun buka suara pula soal hal tersebut.

Dalam dialog yang dilakukan Kemenperin dengan manajemen perusahaan pada Rabu (8/5), PT Sepatu Bata Tbk menyampaikan bahwa pabrik di Purwakarta sebenarnya hanya bagian kecil dari keseluruhan bisnis perusahaan. Dari sisi produksi, jumlah produksi sepatu di Purwakarta masih kecil jika dibandingkan dengan produsen sepatu lain.

"Karenanya, menurut manajemen, penutupan pabrik Purwakarta merupakan langkah paling realistis," tulis Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki (ITKAK) Kemenperin, Adie Rochmanto Pandiangan, dalam keterangan resmi, Rabu (8/5/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, Adie menjelaskan perusahaan berpendapat bahwa fokus pada bisnis retail saat ini penting untuk dilakukan. Sebab, perusahaan berupaya mengembalikan kinerja bisnis dan penjualan yang dalam beberapa tahun terakhir mengalami penurunan.

Adie menyampaikan, PT Sepatu Bata Tbk berjanji strategi bisnis ini tetap menjamin produk yang dijual masih bersumber dari produsen dalam negeri yang selama ini bekerja sama dengan mereka, seperti PT Prestasi Ide Jaya dan enam pabrik lainnya. Strategi itu diharapkan dapat meningkatkan penjualan, yang pada gilirannya akan meningkatkan produksi di tujuh pabrik tersebut.

ADVERTISEMENT

"Dengan strategi tersebut, meskipun terjadi penutupan pabrik, jumlah sepatu produksi dalam negeri yang dipasarkan oleh PT Sepatu Bata Tbk secara agregat tetap sama dan bahkan akan ditingkatkan," lanjut Adie.

Dalam dua tahun terakhir, Adie mengatakan penjualan Bata melalui toko-toko cenderung mengalami perbaikan. Manajemen pun menyampaikan bahwa merek di bawah naungan PT Sepatu Bata Tbk seperti North Star, Power, Marie Claire, Bubblegummers, dan Weinbrenner masih berada di hati konsumen serta preferensi yang cukup baik di mata konsumen.

"Kami melihat bahwa strategi ini penting bagi perusahaan, seperti halnya merek-merek besar sepatu global yang berfokus pada pengembangan produk dan merek," beber Adie.

Karenanya, Adie berharap Pemberlakuan Larangan dan Pembatasan (Lartas) untuk barang konsumsi alas kaki sesuai Permendag 36/2023 berikut perubahannya dapat melindungi pasar dalam negeri dari serbuan barang impor. Sehingga, penjualan produk dalam negeri akan terus tumbuh.

"Untuk PT Sepatu Bata Tbk, pemerintah juga terus mendorong agar meningkatkan ekspor dari hasil produksi dalam negeri sebagai bagian dari rantai pasok global merek Bata bersama afiliasinya di luar negeri," imbuhnya.

Direktur sekaligus Sekretaris PT Sepatu Bata Tbk, Hatta Tutuko, buka suara soal kabar tersebut. Ia menjelaskan keputusan perusahaan untuk menutup pabrik bukan hal yang mudah.

"Keputusan-keputusan ini tentu tidak dibuat dengan mudah dan dilakukan setelah melakukan evaluasi mendalam dan persetujuan antara pihak-pihak yang terkait. Penyesuaian-penyesuaian ini juga merupakan bagian dari komitmen Perusahaan untuk berkembang dan beradaptasi di masa-masa perubahan ini," kata Hatta dalam keterangan resmi, Rabu (8/5/2024).

Hatta kemudian menjelaskan, bahwa Bata mengambil inisiatif untuk menjaga keberlangsungan bisnis dalam jangka panjang. Perusahaan berupaya mengoptimalkan operasional guna memenuhi kebutuhan pelanggan yang terus berkembang melalui pemasok lokal dan mitra lainnya. Kendati demikian, Hatta mengatakan perusahaan tetap berkomitmen untuk berinvestasi di Indoensia dan memenuhi permintaan pelanggan.

Selain itu, Hatta menuturkan Bata adalah salah satu dari banyak perusahaan yang menghadapi dampak dari pandemi COVID-19. Selama empat tahun terakhir, Bata harus adaptif terhadap banyak perubahan khususnya perubahan perilaku konsumen yang cepat. Oleh sebab itu, ia menjelaskan bahwa perusahaan perlu bertransformasi untuk melayani konsumen dengan lebih baik.

"Perusahaan tidak lagi dapat melanjutkan produksi di pabrik di Purwakarta dan sebagai gantinya Perusahaan akan menawarkan produk-produk baru yang menarik yang dirancang dan dikembangkan oleh Bata serta produsen lokal dari pabrik mitra kami di Indonesia, banyak diantaranya yang sudah bekerja sama dengan kami sebelumnya," ucap Hatta.

Hatta pun menjelaskan perusahaan akan terus beroperasi dan melayani kebutuhan masyarakat Indonesia dengan kualitas produk terbaik. Perusahaan juga bakal terus berinovasi dan meningkatkan pengalaman pelanggan melalui saluran omnichannel (www.bata.co.id) dan mengintegrasikan pengalaman langsung dari toko fisik dengan kenyamanan berbelanja online.

Bagaimana Nasib Karyawan?

Kepada Kemenperin, manajemen perusahaan PT Bata Tbk mengatakan sejumlah karyawan bakal dialihkan ke pabrik sepatu lain di wilayah tersebut

"Pekerja di usia produktif yang terdampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akan dialihkan ke pabrik sepatu lain di sekitar Purwakarta," lanjut Adie.

Kendati demikian, Adie menjelaskan Kemenperin sebetulnya menilai langkah PT Sepatu Bata TBk untuk menutup pabrik kurang tepat. Ini karena kondisi industri sepatu nasional tumbuh terus dengan kebijakan pengendalian terhadap impor barang jadi (konsumsi) dan jaminan bahan baku.

Oleh karena itu, Kemenperin berharap setelah kondisi perusahaan membaik, suatu saat perusahaan bisa membuka kembali pabriknya di Indonesia dengan kapasitas yang lebih besar. Menurutnya, salah satu faktor yang menyebabkan PT Sepatu Bata Tbk menutup pabrik di Purwakarta adalah inefisiensi produksi dan produk yang tidak memenuhi selera konsumen sehingga perusahaan memilih untuk lebih fokus pada lini bisnis retail.

"Dari data yang ada, pabrik Sepatu Bata sebelum penutupan hanya menyisakan 233 orang karyawan dan produksi yang hanya 30% dari kapasitas. Di sisi lain terjadi juga penurunan produksi di pabrik tersebut, dari sebelumnya 3,5 juta pasang pada tahun 2018, menurun menjadi 1,15 juta pasang di tahun 2023. Dampaknya, PT Sepatu Bata Tbk mengalami peningkatan kerugian setiap tahun, terus menurunnya nilai aset, menurunnya ekuitas, serta liabilitas yang terus meningkat," pungkas Adie.

(rrd/rir)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.