Rapor Merah Laba Emiten Batu Bara saat Musim Dividen

IDXChannel - Deretan emiten batu bara di Tanah Air mulai membagikan dividen menjelang berakhirnya semester I-2024.

Sebelumnya, sejumlah emiten batu bara ramai merilis kinerja keuangan sepanjang kuartal pertama tahun ini. Namun, hasil penjualan sebagian besar emiten batu bara ini kurang menggembirakan.

Baca Juga:

Ekspor Batu Bara dan Besi Baja Naik di April 2024, CPO dkk Malah Turun

Setidaknya, sejumlah emiten batu bara rajin membagikan dividen jumbo.

Beberapa nama yang dimaksud, yakni PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Bayan Resources Tbk (BYAN) hingga PT ABM Investama Tbk (ABMM).

Baca Juga:

Batu Bara Turun 1 Persen, Menjauh dari Rekor Tertinggi dalam 4 Bulan

Bisnis batu bara menjadi bisnis yang cukup menantang belakangan ini karena adanya narasi transisi energi dan dorongan untuk menghentikan penggunaan emas hitam sebagai sumber energi. Pergeseran ini menghantui masa depan emas hitam.

Perlambatan kinerja keuangan perusahaan batu bara sejalan dengan harga komoditas batu bara yang masih dalam tren turun.

Baca Juga:

Raup Cuan Dividen ABMM Rp40,7 Miliar, Lo Kheng Hong: Lumayan Lah

Pada perdagangan pekan ini, harga batu bara ICE Newcastle untuk kontrak Juni ditutup pada level USD141,5 per ton atau naik 0,6 persen secara harian dan 3.15 persen secara mingguan.

Sementara secara tahunan (year on year/yoy) harga batu bara melemah 13,61 persen meski secara bulanan menunjukkan tren penguatan 3,74 persen.

Laba Susut, Tahun Menantang Emiten Batu Bara

Di tengah rajinnya para emiten ini membagikan dividen, kinerja perusahaan masih berjuang di tengah penurunan harga batu bara global.

Ini karena batu bara terus mengalami normalisasi harga, seiring meroketnya harga batu bara saat pecahnya perang Rusia-Ukraina 2022.

Informasi saja, harga batu bara sempat mencapai titik tertinggi sepanjang masa di USD457,80 per ton pada September 2022. Meski kini mengalami penurunan, kinerja harga emas hitam masih dalam tren tinggi dalam lima tahun terakhir pasca pandemi Covid-19.

Sejumlah emiten batu bara membukukan penurunan laba bersih secara signifikan sepanjang kuartal-I 2024. Bahkan ada emiten yang mengalami penurunan laba hingga di atas 50 persen. (Lihat tabel di bawah ini.)

Tak hanya laba bersih, kinerja saham sebagian emiten batu bara juga masih berjuang sepanjang tahun ini.

Tercatat secara year to date (YTD), hanya saham ADRO yang mengalami kenaikan hingga 20,17 persen dan PTBA yang naik 19,26 persen per 16 Mei 2024 pukul 11.24 WIB.

Saham ITMG mengalami penurunan 5,95 persen YTD diikuti saham BYAN dan UNTR masing-masing turun 5,03 persen dan 1,88 persen.

ITMG

Emiten batu bara ITMG membukukan laba bersih sepanjang kuartal pertama tahun ini mencapai USD61,60 juta atau setara Rp982 miliar (kurs Rp15.942 per USD). Nilai ini anjlok 66,28 persen dibandingkan priode yang sama tahun lalu yang sebesar USD182,71 juta.  

Dalam laporan keuangan terbaru, anjloknya laba bersih ITMG sejalan dengan penurunan pendapatan yang senilai USD489,23 juta atau setara dengan Rp7,76 triliun.

Angka ini turun 28,63 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD685,58 juta. 

Ironisnya, penurunan pendapatan itu, terjadi di tengah produksi batu bara, dan volume penjualan ITMG yang naik dengan target volume produksi 19,5-20,2 juta ton.